Penelitian terbaru membuktikan palung terdalam Indonesia di Laut Banda, Maluku, berkedalaman 7,2 kilometer dengan ukuran 120 km x 450 km. Palung itu merupakan zona sesar yang terbentuk dari tumbukan lempeng raksasa (megathrust) Australia dengan Asia yang memiliki konsekuensi ancaman gempa dan tsunami besar. Tsunami raksasa menghancurkan Pulau Seram dan Ambon pada 1674.
Penelitian itu dipublikasikan peneliti dari Research School of Earth Sciences-Australian National University (ANU), Jonathan M Pownall dan Gordon S Lister, serta geolog Department of Earth Sciences Royal Holloway University of London, Robert Hall, di jurnal The Geological Society of America, edisi November 2016.
Dengan menggunakan data batimetri bawah laut beresolusi tinggi, peneliti juga merekam keberadaan lembah di dasar Palung Weber itu. Ditemukan juga keberadaan sejumlah kelurusan yang terbentuk oleh aktivitas sesar sangat besar, yang terbesar di Bumi.
"Temuan ini sangat penting karena mengonfirmasi kondisi zona megathrust Laut Banda yang hingga saat ini masih minim diteliti," kata Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono, Selasa (29/11/2016).
Penelitian itu dipublikasikan peneliti dari Research School of Earth Sciences-Australian National University (ANU), Jonathan M Pownall dan Gordon S Lister, serta geolog Department of Earth Sciences Royal Holloway University of London, Robert Hall, di jurnal The Geological Society of America, edisi November 2016.

Dengan menggunakan data batimetri bawah laut beresolusi tinggi, peneliti juga merekam keberadaan lembah di dasar Palung Weber itu. Ditemukan juga keberadaan sejumlah kelurusan yang terbentuk oleh aktivitas sesar sangat besar, yang terbesar di Bumi.
"Temuan ini sangat penting karena mengonfirmasi kondisi zona megathrust Laut Banda yang hingga saat ini masih minim diteliti," kata Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono, Selasa (29/11/2016).
Menurut Daryono, Maluku dan Maluku Utara merupakan daerah kepulauan dengan dinamika tektonik sangat tinggi dan memiliki frekuensi tsunami tertinggi di Indonesia. Dari 105 kejadian tsunami di Indonesia dalam kurun 1600-2010, sebanyak 34 kali terjadi di busur Banda, 5.570 orang meninggal.
Laut Maluku telah dilanda tsunami 32 kali dengan korban mencapai 7.600 orang. "Lebih dari 60 persen kejadian tsunami di Indonesia terjadi di perairan Maluku dan Maluku Utara," katanya.
Peneliti tsunami pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Widjo Kongko, mengatakan, tsunami raksasa pernah melanda zona megathrust Laut Banda pada 17 Februari 1674, dari data NOAA menyebutkan ketinggian tsunami mencapai 80 meter.
Selain gempa dan tsunami tahun 1674, pada 1 Agustus 1629 juga terekam gempa dan tsunami besar di zona megathrust itu sebagaimana tercatat dalam katalog Arthur Wichmann (1918). Widjo Kongko mengatakan, peta gempa bumi nasional dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) yang disusun tahun 2010 menyebut potensi kekuatan gempa di megathrust Laut Banda mencapai M 8,4 sumber : setiwan trance
Laut Maluku telah dilanda tsunami 32 kali dengan korban mencapai 7.600 orang. "Lebih dari 60 persen kejadian tsunami di Indonesia terjadi di perairan Maluku dan Maluku Utara," katanya.
Peneliti tsunami pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Widjo Kongko, mengatakan, tsunami raksasa pernah melanda zona megathrust Laut Banda pada 17 Februari 1674, dari data NOAA menyebutkan ketinggian tsunami mencapai 80 meter.
Selain gempa dan tsunami tahun 1674, pada 1 Agustus 1629 juga terekam gempa dan tsunami besar di zona megathrust itu sebagaimana tercatat dalam katalog Arthur Wichmann (1918). Widjo Kongko mengatakan, peta gempa bumi nasional dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) yang disusun tahun 2010 menyebut potensi kekuatan gempa di megathrust Laut Banda mencapai M 8,4 sumber : setiwan trance