Ratusan personel kepolisian diterjunkan meredam bentrok. Namun justru mobil polisi yang dilempari batu oleh warga. Polisi beberapa kali mengimbau warga untuk tidak melakukan pelemparan, namun hingga berita ini diturunkan masih terjadi ada lemparan.
Polisi kemudian membentuk barisan dan melakukan tembakan peringatan. Puluhan kali tembakan peringatan serta gas air mata dilempar petugas.
Selang beberapa menit kemudian, massa dari Lingkungan Peresak keluar mempersenjatai diri dengan parang. Massa protes pada polisi lantaran dinilai tidak berimbang dalam melakukan pengamanan. Massa marah lantaran polisi dinilai hanya memberikan tembakan ke arah Lingkungan Peresak.
Selang beberapa saat lemparan batu dari Lingkungan Asak kembali terdengar. Polisi kemudian membentuk barisan dan melakukan tembakan peringatan ke Lingkungan Asak.
Hingga berita ini diturunkan, dua kelompok massa masih saling lempar. Pleton Brimob diterjunkan guna menambah kekuatan personel.
Sementara seorang polisi yang hendak merekam warga Peresak, nyaris saja dihakimi massa. Warga tidak berkenan kelompok mereka direkam.
“Mana HP itu! Mana HP itu!” bentak salah seorang warga.
Beruntung keributan tersebut dapat dilerai. Awak media yang mencoba melakukan peliputan juga mengalami kesulitan. Pasalnya kelompok massa tidak berkenan direkam maupun difoto