Dompu NTB dan NTT masuk daerah kekeringan terparah Indonesia -->

Header Menu

Dompu NTB dan NTT masuk daerah kekeringan terparah Indonesia


Kabupaten Dompu, NTB, masuk kategori daerah dengan kekeringan terparah di Indonesia. Indikatornya, rekor Hari Tanpa Hujan (HTH) mencapai lebih dari 61 hari. Dompu satu grafik kekeringan terparah dengan tiga daerah di NTT.

Daerah-daerah yang telah mengalami deret hari kering lebih dari dari 60 hari atau dua bulan, yaitu Nusa Tenggara Timur seperti Belu, Kota Kupang, dan Timor Tengah Selatan. Kemudian  Nusa Tenggara Barat adalah Dompu.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG RI, Drs. Herizal, M.Si mengatakan,   peringatan dini kekeringan meteorologis  dikeluarkan pihaknya    24 Juli lalu untuk empat daerah tersebut.

“Surat peringatan tersebut memuat tiga kabupaten/kota di NTT dan 1 Kabupaten di NTB yang mendapatkan status Awas  atau kode merah  kekeringan meteorologis. Daerah tersebut adalah  Kota Kupang, Kabupaten Belu, Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kabupaten Dompu,” sebut  Herizal.

Selain itu, 58 Kabupaten/Kota juga tersebut berstatus siaga  atau  kode oranye  yang tersebar di Provinsi NTT, NTB, Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY dan Sulawesi Selatan.

Dari wilayah-wilayah yang telah memasuki musim kemarau tersebut, 31 persen Zona Musim ( ZOM) telah mengalami kondisi kering secara meteorologis berdasarkan indikator HTH  atau deret hari kering yang bervariasi. Antara 21 sampai 30 hari, 31 sampai 60 hari, dan diatas 61 hari.

Wilayah yang sudah mengalami deret hari kering lebih dari 30 hari  antara lain :

Bali (Bangli, Buleleng, Karangasem, Klungkung, dan Denpasar)

D I Yogyakarta (Bantul, Gunung Kidul, Yogyakarta, Kulonprogo, dan Sleman)

Jawa Tengah (Karanganyar, Kebumen, Klaten, Purworejo, Sukoharjo, dan Wonogiri)

Jawa Timur (Bangkalan,  Banyuwangi, Bondowoso, Gresik, Jember, Kota Surabaya, Lamongan, Madiun, Magetan, Malang, Mojokerto, Ngawi, Pacitan, Pamekasan, Pasuruan, Ponorogo, Sampang, Sidoarjo, dan Situbondo)

Nusa Tenggara Barat (Bima, Kota Bima, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa, dan Sumbawa Barat)

Nusa Tenggara TImur (Alor, Ende, Flores Timur, Kupang, Lembata, Manggarai Barat, Nagekeo, Ngada, Rote Ndao, Sikka, Sumba Barat Daya, Sumba Timur, dan Timor Tengah Utara)

Sulawesi Selatan (Kepulauan Selayar)

“BMKG memantau perkembangan musim kemarau hingga tanggal 20 Juli 2020 atau dasarian kedua Juli ini. Dari 342 daerah ZOM di Indonesia, sebanyak 69 persen  telah memasuki musim kemarau seiring dominannya sirkulasi angin Monsun Australia yang bersifat kering yang bertiup dari arah Timur – Tenggara,” kata Herizal.

Berdasarkan perkembangan kondisi kering tersebut, ditambah dengan prediksi peluang curah hujan rendah untuk 2 dasarian ke depan, BMKG mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis yang disampaikan ke Pemerintah Daerah dan Kementerian/Lembaga terkait. (red)