Jangan buang Bekas Pampers Bayi. Manfaatkan jadi Pupuk Tanaman -->

Header Menu

Jangan buang Bekas Pampers Bayi. Manfaatkan jadi Pupuk Tanaman

Pemeliharaan lingkungan hidup akan memberikan dampak yang positif bagi individu serta kualitas lingkungan hidup mendatang. Memanfaatkan popok bekas untuk menanam ialah salah satu solusi memelihara lingkungan hidup. Jangan biarkan dibuang sembarangan dan membuat bumi disesaki popok bayi instan.

Pernyataan itu disampaikan Ketua PC GP Ansor Waykanan Lampung Gatot Arifianto gelar Ratu Ulangan, di Blambangan Umpu, Senin (12/10/2015). “Cara mencintai tanah air yang diberikan para pahlawan bangsa yang telah mengorbankan keringat hingga nyawanya secara sederahana ialah tidak membuang sampah sembarangan,” paparnya.


Lingkungan hidup, demikian Gatot melanjutkan, adalah pinjaman dari generasi akan datang. Karena itu, wajib dikembalikan dengan kondisi baik atau tidak rusak. Menjaganya dengan cara sederhana dengan tidak membuang sampah sembarangan adalah tanggung jawab bersama. “Salah satu sampah rumah tangga sering dibuang ialah popok instan alias disposable diaper, yakni jenis popok sekali pakai yang umumnya terbuat dari bahan penyerap seperti tisue, fluff pulp. Limbah tersebut jika dibuang akan menumpuk dan terus menumpuk, dibakar juga tidak bisa. Karena itu harus ada solusi atas limbah itu,” ujar Gatot yang juga bergiat di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandarlampung itu pula.
Popok instan termasuk salah satu golongan sampah anorganik yang memiliki sifat unik, yaitu bisa menyerap dan menyimpan air. “Meyakini kebersihan sebagian dari iman tapi tidak melakukannya itu suatu keanehan. Popok instan bekas tidak perlu dibuang, manfaatkan saja sebagai media tanam,” kata dia lagi.
Menurut Koordinator The Society of Environmental Journalists (SIEJ) atau masyarakat jurnalis lingkungan hidup di Lampung itu pula, pemanfaatan limbah tersebut saat ini sudah disampaikannya kepada sejumlah kader PAC GP Ansor Banjit. Ia meminta, masyarakat yang memiliki balita di data dan diajak kerjasama. “Ansor dengan menggandeng pihak ketiga bisa membantu menyiapkan polyback dan mendistribusikannya kepada keluarga yang mempunyai balita agar mereka mengumpulkan limbah popok bayi instan di polyback yang nantinya akan diambil kader Ansor atau simpatisannya. Kader muda Nahdlatul Ulama harus menjadi yang terdepan dalam urusan yang kelihatannya remeh ini. ,” ujar dia lagi.
Karena itu, ujar Gatot yang sudah melakukan uji coba dengan media tanam limbah popok bayi instan itu lagi, menjadikan limbah atau sampah anorganik seperti popok bayi instan sebagai media tanam otomatis akan membantu pemeliharaan lingkungan hidup yang merupakan pinjaman dari generasi mendatang. “Tingkat pemakaian popok bayi instan dengan berbagai merk sekarang ini sangatlah banyak, apabila dimanfaatkan maka akan mengurangi sampah dan membantu menjaga lingkungan,” ujar alumni Civic Education For Future Indonesian Leaders (CEFIL) Yayasan Satunama Yogyakarta itu lagi.
Ia menjelaskan, untuk menjadikan popok bayi instan sebagai media tanaman tidaklah sulit. Siapkan kantung plastik untuk menamam atau polyback, tapi bisa juga media lain seperti kaleng plastik bekas cat. “Masukan saja sampah tersebut ke polyback, untuk ukuran 30 x30 cm bisa menampung kurang lebih 10 popok bayi instan. Setelah itu tambahkan tanah dan arang dibagian atasnya untuk menutup popok bayi instan tersebut dan siap gunakan untuk menanam kangkung, bayam atau cabe,” kata Gatot menjelaskan.

Pembalut bayi, atau lebih dikenal masyarakat awam sebagai diapers atau pampers, sekarang sudah banyak dipakai sebagai pengganti popok bayi. Diapers atau popok sekali pakai ini biasanya mengandung hydrogel yang terbuat dari sodium  polyacrilate, suatu bahan yang memiliki kemampuan mengikat air menjadi gel dalam jumlah ratusan kali bobotnya.  
Sayangnya, terutama pada varian yang murah, popok sekali pakai ini tidak termasuk barang yang mudah terurai, sehingga pada akhirnya ia akan menjadi sampah yang kotor, berat, basah, bervolume besar, mudah menyangkut di arus air, dan menjijikkan bagi sebagian orang.
Namun di tangan Muhammad Faisal, S.P., seorang Petugas Penyuluh Lapangan yang berdinas di Kabupaten Batu Bara, sampah jorok ini diubah menjadi pupuk yang sangat bermanfaat bagi tanaman lada perdu miliknya yang terbentang di belakang halaman rumahnya. Faisal membuat demplot ujicoba untuk mengetahui manfaat popok bayi bekas ini pada tanamannya. Sebidang tanaman lada perdu miliknya dipupuk dengan diapers bekas, dan yang lainnya tidak diperlakukan.
Hasilnya cukup berbeda jauh, tanaman lada perdu yang diberi perlakuan pupuk diapers bekas tumbuh lebih cepat dan subur. Ini membuat kita dapat menarik kesimpulan sementara bahwa limbah kotor tadi ternyata dapat memberi manfaat yang besar bila diaplikasikan secara tepat.



Foto atas, tanaman lada perdu umur 4 bulan yang diberi perlakuan diapers bekas.

 Tanaman lada umur 4 bulan yang tidak mendapatkan aplikasi diapers bekas sebagai pupuk.

Hydrogel  sendiri bekerja menyerap urine manusia lalu mengubahnya menjadi benda berbentuk gel. Air yang terkandung di dalam gel ini tidak mudah terlepas. Karena itulah popok sekali pakai ini menjadi tidak tembus cairan.
Urine manusia sendiri mengandung banyak sekali unsur hara yang bisa dimanfaatkan oleh tanaman. Diantaranya adalah :
1.             Air. Kandungan air dalam darah dikeluarkan dari tubuh jika konsentrasinya terlalu tinggi.
2.             Empedu. Berasal dari hasil perombakan sel darah merah di hati dan memberi warna kekuningan pada urine.
3.             Garam. Garam dikeluarkan untuk menjaga konsentrasi garam di darah supaya tidak berlebih.
4.             Urea (9,3 g/L)Merupakan hasil dari perombakan protein.
5.             Asam urat. Merupakan hasil dari perombakan protein.
6.             Amonia. Merupakan hasil dari perombakan protein. Amonia memberi bau pada urine.
7.             Obat-obatan. Obat-obatan dibuang supaya tidak menjadi racun dalam tubuh. Itulah sebab mengapa sehabis minum obat urine kita menjadi berbau seperti obat.
8.             Asam klorida (1,87 g/L)
9.             Sodium (1,17 g/L)
10.          Potasium (0,75 g/L)
11.          Gula. Gula ditemukan pada urine penderita diabetes dan tidak akan ditemukan pada urine orang yang sehat.
12.          Nitrogen
13.          Fosfor
14.          Kreatinin (0,67 g/L)
15.          Asam sulfat.

Adapun cara yang dipakai oleh Muhammad Faisal dalam memanfaatkan diapers bekas sebagai pupuk tanaman lada perdunya adalah sebagai berikut.
Mula-mula dibuat parit kecil yang digali di setengah lingkaran di daerah perakaran tanaman lada. Jarak parit dengan pangkal batang sekira 20 cm. Faisal lau memasukan empat buah diapers bekas ke dalam parit kecil itu lalu menimbunnya dengan tanah.



Sebenarnya, popok bayi sekali pakai ini dapat juga diaplikasikan sebagai pupuk pada berbagai tanaman lainnya. Membenamkannya di sekitar perakaran adalah cara yang terbaik. Selain membantu menyediakan asupan berbagai unsur hara, hidrogel juga menyediakan suplai air ketika musim kemarau datang. Air siraman juga akan disimpan oleh hidrogel sehingga tidak cepat hilang meresap ke dalam tanah. Tanaman yang diberi perlakuan diapers bekas ini terbukti lebih bugar pada musim kemarau dibanding tanaman yang tidak mendapat aplikasi.   

Pada akhirnya, tinggal bagaimana kita, mau memanfaatkan sesuatu yang terbuang bahkan menjadi sampah, hingga bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Lingkungan menjadi lebih bersih, tanaman menjadi lebih subur. Hasil yang diperoleh petani juga menjadi lebih baik. Diapers bekas tidak lagi dibuang ke sungai lalu menjadi pemicu terjadinya banjir.  

Mari kita selamatkan bumi pemberian Tuhan ini, karena bumi ini adalah satu-satunya planet yang paling tepat buat kehidupan spesies manusia.

Salam sukses petani Indonesia!